top of page
ecselesachan

Contoh Makalah Karakteristik Dan Sifat Anak Didik: Analisis Psikologis Peserta Didik Dalam Konteks P



Pendidikan adalah seutu proses yang memiliki tujuan yang sangat jelas biasanya diupayakan untuk menciptakan pola-pola tertentu pada anak atau peserta didik pada setiap suasana pendidikan yang mengandung tujuan-tujuan, malumat-maklumat yang berkenaan dengan pengalaman-pengalaman yang dapat dinyatakan sebagai kandungan. Dan untuk mewujudkan hal tersebut tentunya diperlukan aspek-aspek yang lain seperti metode, media dan aspek lain dari pada pendidikan itu. Olehnya itu dalam merumuskan suatu kurikulum pendidikan tentunya melibatkan aspek komponen utama yaitu: tujuan-tujuan, kandungan dan metode yang disesuaikan dengan kpendidikan Islam yang belaku.


Pendidikan adalah proses latihan moral, mental dan fisik secara terus menerus dikembangkan untuk generasi muda. Melalui proses itu, generasi muda menerima cita-cita dan kebudayaan mereka. Ahli pendidikan menggunakan kata pendidikan untuk dua pengertian Pertama. dalam pengertian yang lebih luas, ia mengajukankan semua pengaruh fisik, biologis, moral dan sosial, yang menentukan jalannya pribadi dan bangsa. Kedua. Dalam pengertian sempit, ia menujukkan pengeruh tertentu, yang disusun dan direncanakan oleh guru di sekolah, di perguruan tinggi atau di tempat pendidikan lainnya. Dengan demikian, pendidikan adalah rangkuman proses dan pengaruh dalam semua aspek kehidupan siswa.




Contoh Makalah Karakteristik Dan Sifat Anak Didik



Sasaran pendidikan adalah manusia/peserta didik. Dengan pendidikan membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya dan merupakan sarana yang membuat manusia menjadi lebih berguna. Pendidikan memerlukan pemahaman terhadap hakekat manusia. karena menjadi landasan serta memberikan acuan bagi pendidik dalam bersikap, menyusun strategi, metode dan teknik serta memilih pendekatan dalam melaksanakan interaksi edukatif dan perkembangan iptek yang pesat.


Peserta didik merupakan makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya dan dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati dalam proses perkembangan peserta didik sebagai makhluk Tuhan yang mengandung kemungkinan baik dan jahat karena perkembangannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial. Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan. Wujud sifat hakekat manusia : kemampuan menyadari diri, kemampuan bereksistensi, pemilikan kata hati, moral, kemampuan bertanggung jawab, rasa kebebasan , kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak, kemampuan menghayati kebahagiaan. Dalam hakekat manusia sebagai makhluk Tuhan juga memiliki empat demensi : individu, sosial, susila, agama. Sifat hakekat manusia dengan segenap demensinya hanya dimiliki manusia, dan memberikan tempat kedudukan pada manusia sehingga derajatnya lebih tinggi daripada hewan dan sekaligus menguasai hewan.


Aliran ini mengatakan bahwa anak yang baru dilahirkan itu dapat diumpamakan sebagai kertas putih bersih yang belum ditulisi (a sheet white paper avoid of all characters). Jadi sejak lahir anak itu tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa. Anak dapat dibentuk sekehendak pendidikannya. Aliran ini berlawanan dengan kaum nativisme karena berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Manusia dapat dididik menjadi apa saja (ke arah yang yang baik atau ke arah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidikannya.


Dalam hal ini pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam, agar pembawaan tidak rusak oleh tangan manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan. Perlunya permainan bebas kepada anak untuk mengembangkan pembawaan, kemampuan, dan kecenderungan anak.


Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir, pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasiI perkembangannya. Menurut kaum nativisme itu, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. Jadi. kalau benar pendapat tersebut, percumalah kita mendidik, atau dengan kata lain pendidikan tidak perlu. Dalam ilmu pendidikan, hal ini disebut pesimisme pedagugis. Bayi lahir dengan pembawaan baik/buruk,tidak dapat diubah kekuatan luar. Hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang dibawa sejak lahir Lingkungan /pendidikan tidak berdaya mempengaruhi perkembangan anak ?Mendidik = membiarkan anak tumbuh berdasarkan pembawaannya.


1. Sasaran pendidikan adalah manusia/peserta didik. Dengan pendidikan membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya dan merupakan sarana yang membuat manusia menjadi lebih berguna. Pendidikan memerlukan pemahaman terhadap hakekat manusia . karena menjadi landasan serta memberikan acuan bagi pendidik dalam bersikap, menyusun strategi, metode dan teknik serta memilih pendekatan dalam melaksanakan interaksi edukatif dan perkembangan iptek yang pesat.


1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini yaitu:1. Apa hakikat dan pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)?2. Apa latar belakang Filosofis dan Psikologis SPPKB ?3. Apa hakikat kemampuan berpikir dalam SPPKB ?4. Apa saja karakteristik SPPKB ?5. Apa perbedaan SPPKB dengan pembelajaran konvensional ?6. Apa saja tahapan-tahapan pebelajaran SPPKB ?


2.4 Karakteristik SPPKBSebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, SPPKB memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagai berikut:1. Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan pada proses mental siswa secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. Hal ini sesuai dengan latar belakang psikologis yang menjadi tumpuannya, bahwa pembelajaran itu adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral yang lebih menekankan aktivitas fisik. Artinya setiap kegiatan belajar itu disebabkan tidak hanya peristiwa hubungan stimulus-respons saja, tetapi juga disebabkan karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya.Berkaitan dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasi SPPKB perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:a. Jika belajar bergantung pada bagaimana informasi diproses secara mantal, maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian utama para guru. Artinya para guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu yang terpenting bukan hanya apa yang dipelajari, tetapi bagaimana cara mereka mempelajarinya.b. Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa ketika merencanakan topic yang harus dipelajari serta metode apa yang skan digunakan.c. Siswa harus mengordinasi yang mmereka pelajari. Dalam hal ini guru harus membantu agar siswa belajar untuk melihat hubungan antarbagian yang dipelajari.d. Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa, manakala siswa dapat mengorganisasikannya dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.e. Siswa harus secara aktif merespons apa yang mereka pelajari. Merespons dalam konteks ini adalah aktivitas mental bukan aktivitas secara fisik.2. SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan Tanya jawab secara terus menerus. Proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab itu diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka kontruksi sendiri.3. SPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan pada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran baru.


2.5 Perbedaan SPPKB Dengan Pembelajaran KonvensionalAda perbedaan pokok antara SPPKB dengan pembelajaran yang selama ini banyak dilakukan guru. Perbedaan tersebut adalah :1. SPPKB menempatkan pesreta didik sebagai subjek belajar, artinya peserta didik berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menggali pengalamannya sendiri; sedangkan dalam pembelajaran konvensional peserta didik ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif.2. Dalam SPPKB, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata melalui penggalian penglaman sitiap siswa; sedangkan dalam pembelajaran konvensional pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.3. Dalam SPPKB, perilaku dibangun atas kesadaran diri; sedangkan dalam proses pembelajaran konvensional perilaku dibangun atas proses kebiasaan.4. Dalam SPPKB, kemampuan didasarkan atas penggalian pengalaman; sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan.5. Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui SPPKB adalah kemampuan berpikir melalui proses menghubungkan antara penglaman dan kenyataan; sedangkan dalam proses pembelajaran konvensional tujuan akhir adalah penguasaaan materi pembelajaran.6. Dalam SPPKB tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri; sedangkan dalam proses pembelajan konvensional tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luar dirinya.7. Dalam SPPKB, pengtahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai dengan penglaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap peserta didik bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Dalam pembelajaran konvensional, hal ini tidak mungkin terjadi. Kebenaran yang dimiliki bersifat absolute dan final, oleh karena pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.8. Tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah kemampuan siswa dalam proses berfikir untuk memperoleh pengetahuan, maka kriteria keberhasilan ditentukan oleh proses dan hasil belajar; sedangkan dalam prosses pembelajaran konvensional keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.Beberapa perbedaan diatas menggambarkan bahwa SPPKB memang memiliki perbedaan baik dilihat dari asumsi maupun proses pelaksanaan dan pengelolaan. 2ff7e9595c


0 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page